Setiap perempuan pasti menginginkan laki-laki yang baik. Baik itu parasnya, keturunannya, akhlaqnya bahkan hartanya.
Begitupun dengan aku, alangkah bahagianya jika aku mendapatkan laki-laki yang seperti aku impi-impikan seperti di atas.
Alhamdulillah ... atas izin Allah aku mendapatkan laki-laki itu dan bersanding dengannya, mengharap ridho dan keberkahan dari-Nya dalam mengarungi mahligai rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah dan insyaAllah selalu dalam keberkahan-Nya. Aamiin
Menjalani bahtera rumah tangga yang seperti itu pasti banyak sekali kerikil-kerikil kehidupan yang menghadang. Kebanyakan tahta dan wanita.
Ya, tentu saja dua hal tersebut memang sangat erat kaitannya dengan pertengkaran dalam rumah tangga yang konon banyak dirasakan oleh sepasang suami istri.
Dalam rumah tangga pasti ada saja pertengkaran hebat, entah itu dari sikap pasangan, cara berfikir yang berbeda, dan masih banyak lagi.
Jangan salah ya, orang yang kita lihat biasa-biasa saja atau harmonis sekalipun pasti ada saja masalah di dalam keluarganya. Jika salah satunya ada yang mau mengalah, InsyaAllah akan jauh dari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika sama-sama egois dan tidak mau mengalah, siap-siap saja angkat tangan. Ehh salah, maksudnya angkat kaki ya.
Kebanyakan perempuan ingin sekali dimengerti, dipahami, juga didengarkan oleh pasangannya. Anggap saja para laki-laki sedang menjadi pendengar setia radio ya. Wkwk
Lanjut gak yaa. 🤗
Kita lanjut ya gaes ...
Bicara tentang perempuan ingin dimengerti, dipahami, juga didengarkan oleh pasangannya.
Baik, saya kupas dulu ya bawangnya. 😁
Coba para istri lihat suaminya, apakah suaminya mampu memberikan tiga hal di atas kepada istri? Atau malah sibuk dengan dunianya? Semoga tidak yaa.
Sering kita lihat banyak sekali suami yang sibuk dengan dunianya, baik itu karirnya, kebiasaannya, bahkan keegoisannya pun menjadi salah satu ketidaknyamanan dalam rumah tangga. Mereka tidak sadar bahwa di rumah ada seseorang yang sangat membutuhkan ia, walaupun hanya sebatas tempat berkeluh kesah atas penatnya menjadi seorang istri. Apalagi istrinya seorang ibu rumah tangga dan mempunyai balita.
Jangan kita kira menjadi istri yang berstatus IRT itu enak, paling masak, nyuci gosok, beres-beres rumah dan memberi ASI kepada si kecil. Setelah kerjaan beres tinggal tidur, anak tidur kok, ngapain tidak ikut tidur? Pikirnya.
Namun kebanyakan suami tidak menyadari apa yang dikerjakan istri selama di rumah.
Mari kita kroscek ya teman-teman ...
Suami kerja paling lama 8-10 jam, itupun termasuk lembur ya. Setelah itu pulang dan melepaskan penatnya karena seharian kerja dan kebanyakan ia tidak mau diganggu jika sedang beristirahat.
Sedangkan istri, ia melakukan rutinitasnya selama 24 jam nonstop. Kok bisa? Ya jelas bisa!
Karena istri yang berstatus IRT tersebut mempunyai tanggungjawab penuh dalam rumah tangga, terlebih anaknya yang masih balita. Malam-malam ia harus bangun memberikan ASI kepada anaknya yang haus, jika pakai sufor harus bangun membuat susu tersebut. Rasa kantuk nan lesu ia jalankan demi buah hatinya nan lucu. Sesekali ada lah bantuan dari suami, entah itu membuatkan susu sufor atau menggendongnya sebentar dan bahkan sampai buah hatinya tertidur pulas. Tapi suami juga harus peka yaa jika diminta bantuan sama istrinya, kasihan jika istri terus yang jadi prioritas utama dalam mengurus rumah tangga.
Sesekali ajak anak istri refreshing dan belanja guna melepas penat di otaknya, agar pikirannya tidak di dapurrr teruss. Toh memanjakan anak istri pahalanya besar lho, rizki juga mengalir derasss. Tak terhingga deh pokoknya.
Bagi yang berstatus suami atau istri ...
Muliakanlah keduanya, ajak bicara dengan kepala dingin, terbukalah dalam hal apapun, romantislah dalam bersendagurau, manjakanlah ia. InsyaAllah sehidup se-Syurga.
Aamiin ya Mujibassailin ...
Uswatun Khasanah
30 Agustus 2020 M / 11 Muharam 1442
